Friday, March 8, 2013

ADAB-ADAB MENUNTUT ILMU

 pErKaRa uTaMa YaNg KiTa PeRLu tAHu daLaM mEnUnTuT iLmU.....

ADAB-ABADNYA....


1. Ikhlas karena Allah.


“Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya karena Allah sedang ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau sorga pada hari kiamat”.( HR: Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu Majah)


2.Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.


“Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat (HR: Bukhari)Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain. 


3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari’at.


Kedudukan syari’at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak berarti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang dari agama, sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam. 

4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.


Hendaknya penuntut ilmu menerima dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salafush shalih. Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan pada masa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam masih hidup. Karena itu jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita. 


5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.


Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan). 


6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka.


Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mencela ulama yang keliru di dalam memutuskan suatu masalah, karena akan mendatangkan dosa besar. 


7. Mencari kebenaran dan sabar


Ketika sampai kepada kita sebuah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kita harus sabar, jangan tergesa-gasa, jangan cepat merasa bosan atau keluh kesah. Jangan mempelajari setengah-setengah, belajar satu kitab sebentar lalu ganti lagi dengan kitab yang lain. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan apa dari yang kita tuntut.


No comments:

Post a Comment